Monday, October 19, 2009

PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP...SUPAYA HIDUP...SEMUA BISA HIDUP...NURLELA HIDUP...HIDUP NURLELA

PEMBELAJARAN LINGKUNGAN HIDUP BERBASIS PROBLEM BASED LEARNING DALAM UPAYA MENINGKATKAN PEMAHAMAN TENTANG PERUBAHAN IKLIM

OLEH : AMAT, M.Pd
NIDN. 1126067001
Materi seminar ini disampaikan pada Seminar Nasional Lingkungan Hidup Badan Pengelola Lingkungan Hidup kerjasama dengan Universitas Borneo Tarakan di Kampus Universitas Borneo Tanggal 17 Juni 2009


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS BORNEO TARAKAN
TAHUN 2009

A. Pengertian Problem Based Learning
PBL (Project Based Learning/ Pembelajaran Berbasis Proyek) merupakan metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal dalam mengumpulkan dan mengintegrasikan pengetahuan baru berdasarkan pengalamannya dalam beraktifitas secara nyata. PBL sengaja dirancang untuk digunakan pada permasalahan komplek yang diperlukan pelajar dalam melakukan insvestigasi dan memahaminya.
Pengertian pembelajaran berbasis student project yang didasarkan pada problem based learning adalah sebagai berikut :
a) PBL adalah metoda pengajaran sistematik yang mengikutsertakan pelajar ke dalam pembelajaran pengetahuan dan keahlian yang kompleks, pertanyaan authentic dan perancangan produk dan tugas [University of Nottingham, 2003].
b) PBL adalah pendekatan cara pembelajaran secara konstruktif untuk pendalaman pembelajaran dengan pendekatan berbasis riset terhadap permasalahan dan pertanyaan yang berbobot, nyata dan relevan bagi kehidupannya [Barron, B. 1998, Wikipedia].
c) PBL adalah pendekatan komprehensif untuk pengajaran dan pembelajaran yang dirancang agar pelajar melakukan riset terhadap permasalahan nyata. [Blumenfeld et Al. 1991].
d) PBL adalah cara yang konstruktif dalam pembelajaran menggunakan permasalahan sebagai stimulus dan berfokus kepada aktifitas pelajar [Boud & Felleti, 1991].
Metode pembelajaran problem based learning yang berorientasi pada student center sangat cocok dan kondusif untuk diterapkan dalam pembelajaran lingkungan hidup khususnya dalam menghadapi isu perubahan lingkungan. Hal ini didasarkan pada konsep inovasi pendidikan dan pembelajaran, terutama dalam hal berikut : 1) pelajar memperoleh pengetahuan dasar (basic sciences) tentang perubahan iklim yang berguna untuk memecahkan masalah bidang lingkungan yang dijumpainya, 2) pelajar belajar secara aktif dan mandiri dengan sajian materi perubahan iklim terintegrasi dan relevan dengan kenyataan sebenarnya (student-centered), 3) pelajar mampu berpikir kritis, dan mengembangkan inisiatif tentang penyebab dan dan solusi terjadinya perubahan iklim
Penerapan proyek untuk pelajar dalam pembelajaran lingkungan memiliki tiga manfaat umum yang saling terintegrasi, yaitu : 1) siswa mampu mengembangkan keterampilan, meneliti permasalahan dan menciptakan solusi. Kreatifitas dari suatu proyek perubahan iklim dan lingkungan yang dibuat siswa membantu perkembangan pertumbuhan individunya dalam memahami lingkungan dan permasalahannya, 2) memberikan kemampuan kognitif dan motivasi yang baik tentang perubahan iklim sehingga akan menghasilkan peningkatan pembelajaran dan kemampuan untuk lebih baik mempertahankan/ menerapkan pengetahuannya di bidang lingkungan hidup, 3) pelajar dilibatkan dalam memecahkan permasalahan lingkungan yang ditugaskan, mengijinkan para pelajar untuk aktif membangun dan mengatur pembelajaran lingkungannya, dan dapat menjadikan pelajar yang realistis dalam memandang permasalahan perubahan iklim.
Pelaksanaan pendekatan student center berbasis problem based learning ini dilakukan dengan mengacu pada hal-hal sebagai berikut:
1) Kurikulum : PBL tidak seperti pada kurikulum tradisional, karena memerlukan suatu strategi sasaran di mana proyek yang dilakukan siswa menjadi pusat kegiatan belajarnya.
2) Responsibility : PBL menekankan responsibility dan answerability para pelajar ke diri dan panutannya.
3)Realisme : kegiatan pelajar difokuskan pada pekerjaan yang serupa dengan situasi yang sebenarnya bahkan jika memungkinkan siswa dapat langsung didekatkan dengan isu perubahan iklim yang sedang terjadi. Aktifitas ini akan mengintegrasikan tugas otentik sehingga dapat menghasilkan sikap yang profesional.
4) Active-learning : menumbuhkan isu perubahan iklim yang berujung pada pertanyaan dan keinginan pelajar untuk menemukan jawaban yang relevan, sehingga dengan demikian telah terjadi proses pembelajaran yang mandiri.
5) Umpan Balik : diskusi, presentasi, dan evaluasi terhadap para pelajar menghasilkan umpan balik yang berharga sehingga akan mendorong siswa kearah pembelajaran lingkungan yang berdasarkan pengalaman.
6) Keterampilan Umum : PBL dikembangkan tidak hanya pada ketrampilan pokok dan pengetahuan saja, tetapi juga mempunyai pengaruh besar pada keterampilan yang mendasar seperti pemecahan masalah, kerja kelompok, dan self-management.
7) Driving Questions : PBL difokuskan pada pertanyaan atau permasalahan yang memicu pelajar untuk berbuat menyelesaikan permasalahan perubahan iklim dengan konsep, prinsip dan ilmu pengetahuan yang sesuai.
8) Constructive Investigations : siswa sebagai titik pusat kegiatan proyek harus menyesuaikan dengan pengetahuan tentang perubahan iklim yang sedang dan akan terus terjadi.
9) Autonomy : proyek perubahan iklim yang dikerjakan siswa akan menjadikan aktifitas mereka sangat penting dan central di masa yang akan datang. Bagaimanapun kita harus memahami secara mendalam bahwa mereka yang akan menggantikan generasi di atasnya untuk meneruskan estafet pembangunan lingkungan di masa yang akan datang.
B. Pendekatan Problem Based Learning yang berorientasi Student Center
Pendekatan yang digunakan dalam Problem Based Learning adalah penggunaan proyek sebagai metoda pengajaran/pembelajaran. Siswa bukanlah menjadi penonton atau obyek orientasi pembelajaran guru untuk mengaksikan materi pembelajarannya, namun para pelajar harus menjadi tokoh sentral dan pelaku proyek yang bekerja secara nyata, seolah-olah ada di dunia nyata yang dapat menghasilkan produk secara realistis. Prinsip yang mendasari adalah bahwa dengan aktifitas kompleks ini, kebanyakan proses pembelajaran yang terjadi akan tersusun dengan baik. Alternatif penggunaan Problem Based Learning adalah sesuatu yang sangat berbeda. Pendekatan ini memiliki dua dimensi pokok untuk menggolongkan alternatif PBL : 1) adanya penyelesaian tugas dan pembelajaran pengetahuan yang pokok, 2) adanya manajemen proyek dan pembelajaran ketrampilan secara umum. Aktifitas para pengajar dan para pelajar dapat bertukar-tukar tergantung pada derajat tingkat kendali yang diberikan kepada para pelajar dalam kedua dimensi tersebut.

C. Peran Pengajar dalam Problem Based Learning
Proses belajar mengajar dalam pembelajaran Problem Based Learning tidak menempatkan siswa atau pelajar sebagai obyek orientasi proyek guru semata, melainkan mereka sebaiknya mendapat bimbingan dari narasumber atau fasilitator sesuai tahapan kegiatan yang akan dijalankan. Fungsi pengajar dalam proses Problem Based Learning adalah : 1. sebagai narasumber yang mampu menyusun : a) trigger problems, b) sumber pembelajaran untuk informasi yang tidak ditemukan dalam sumber pembelajaran bahan cetak atau elektronik, 2) menjadi fasilitator secara umum yang memantau dan mendorong kelancaran kerja kelompok, serta melakukan evaluasi terhadap efektifitas proses belajar kelompok, 3)evaluator hasil pembelajaran yang integratif
Secara lebih rinci peran pengajar sebagai fasilitator adalah sebagai berikut.
1)mengatur kelompok dan menciptakan suasana yang nyaman,
2)memberikan materi atau informasi tentang perubahan iklim pada saat yang tepat, sesuai dengan perkembangan kelompok, 3) memastikan bahwa setiap sesi proyek kelompok diakhiri dengan self-evaluation, 4) menjaga agar kelompok terus memusatkan perhatian pada pencapaian tujuan proyek, 5) memonitor jalannya proyek dan membuat catatan tentang berbagai masalah yang muncul selama proses pelaksanaan proyek, serta menjaga agar proses belajar melalui proyek tersebut terus berlangsung dan tidak ada tahapan dalam proses belajar yang dilewati atau diabaikan, 6) menjaga motivasi pelajar dengan mempertahankan unsur tantangan dalam penyelesaian tugas proyek dan juga memberikan pengarahan untuk mendorong pelajar keluar dari kesulitannya, 7) membimbing proses belajar siswa dengan mengajukan pertanyaan yang tepat pada saat yang tepat. Pertanyaan ini hendaknya merupakan pertanyaan terbuka yang mendorong pelajar mencari pemahaman yang lebih mendalam tentang perubahan iklim melalui berbagai konsep, ide, penjelasan, sudut pandang, dan lain-lain, 8) mengevaluasi kegiatan proyek pelajar, termasuk partisipasinya dalam proses kelompok. Pengajar perlu memastikan bahwa setiap pelajar terlibat dalam proses kelompok dan berbagi pemikiran dan pandangan, 9)mengevaluasi pelaksanaan proyek yang telah dilakukan.

0 comments:

SELAMAT DATANG DI WEBSITE NOVEL DIATAS PELANGI CINTA

 

Design CHE